http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/ta-074f-388e-fa04?ln maswin

Selasa, 21 Oktober 2025

 


A. Peran Supervisor sebagai Pengambil Keputusan

A. Pengantar

Supervisor dalam konteks pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan kinerja guru. Salah satu peran penting yang dimiliki seorang supervisor adalah sebagai pengambil keputusan (decision maker). Keputusan yang diambil supervisor akan berpengaruh langsung terhadap efektivitas proses belajar mengajar, pengembangan profesional guru, serta pencapaian tujuan lembaga pendidikan.

B. Pengertian Supervisor sebagai Pengambil Keputusan

Menurut Sergiovanni (1987), supervisi pendidikan adalah proses membantu guru dan staf sekolah dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya agar pembelajaran lebih efektif. Dalam menjalankan fungsi ini, supervisor perlu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data dan analisis terhadap situasi sekolah.

Sebagai pengambil keputusan, supervisor berperan dalam menentukan langkah, strategi, atau kebijakan yang relevan dengan peningkatan mutu pendidikan. Keputusan ini mencakup bidang akademik, manajerial, hingga pembinaan hubungan antarwarga sekolah.

C. Jenis Keputusan yang Diambil oleh Supervisor

  1. Keputusan Teknis (Technical Decisions)
    Meliputi keputusan yang berkaitan dengan metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang efektif.
    Contoh: menentukan strategi supervisi kelas yang sesuai dengan karakteristik guru.
  2. Keputusan Administratif (Administrative Decisions)
    Berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia, waktu, dan sarana prasarana pendidikan.
    Contoh: menetapkan jadwal supervisi, pembagian tugas guru, atau alokasi pelatihan.
  3. Keputusan Akademik (Instructional Decisions)
    Berkaitan langsung dengan peningkatan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
    Contoh: memutuskan bentuk evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.
  4. Keputusan Relasional (Interpersonal Decisions)
    Menyangkut hubungan dan komunikasi antara supervisor, guru, dan tenaga kependidikan.
    Contoh: mengambil keputusan dalam menyelesaikan konflik antar guru.

 

D. Prinsip dalam Pengambilan Keputusan Supervisi

Seorang supervisor harus berpegang pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang baik, antara lain:

  1. Berbasis Data (Data-Driven Decision) – keputusan harus didasarkan pada hasil observasi, penilaian, dan bukti empiris.
  2. Objektif dan Rasional – tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau emosional.
  3. Partisipatif – melibatkan guru dan staf sekolah dalam proses pengambilan keputusan untuk menciptakan rasa memiliki.
  4. Keadilan dan Transparansi – keputusan harus adil, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Kontekstual – disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, dan budaya sekolah.

 

E. Peran Supervisor dalam Proses Pengambilan Keputusan

  1. Sebagai Analis – mengidentifikasi masalah dan menganalisis akar penyebabnya sebelum membuat keputusan.
  2. Sebagai Konsultan – memberikan pertimbangan profesional bagi guru dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran.
  3. Sebagai Fasilitator – menyediakan dukungan dan sumber daya untuk pelaksanaan keputusan.
  4. Sebagai Evaluator – menilai efektivitas keputusan yang telah diambil dan melakukan perbaikan bila diperlukan.
  5. Sebagai Pemimpin – memberikan arah dan inspirasi agar keputusan dapat dijalankan secara konsisten oleh seluruh warga sekolah.

 

B. Proses, Model,Etika, Stratehi Pengambilan Keputusan,

A. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses memilih satu di antara berbagai alternatif tindakan yang tersedia untuk memecahkan suatu masalah. Menurut George R. Terry (2003), pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku dari dua atau lebih kemungkinan yang ada untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dalam konteks supervisi pendidikan, proses pengambilan keputusan melibatkan langkah-langkah sistematis agar keputusan yang diambil tepat, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tahapan Proses Pengambilan Keputusan:

1.Identifikasi Masalah
Supervisor mengenali permasalahan atau kebutuhan yang memerlukan keputusan, misalnya penurunan kualitas pembelajaran atau rendahnya motivasi guru.

2.Pengumpulan Informasi dan Data
Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, atau laporan akademik untuk memahami situasi secara menyeluruh.

3. Analisis Alternatif
Supervisor merumuskan beberapa alternatif solusi beserta kelebihan dan kekurangannya.

4. Pemilihan Alternatif Terbaik
Alternatif dipilih berdasarkan pertimbangan rasional, efektivitas, dan dampaknya terhadap tujuan lembaga.

5. Pelaksanaan Keputusan
Keputusan dilaksanakan melalui koordinasi, pengarahan, dan dukungan sumber daya.

6. Evaluasi dan Umpan Balik
Hasil keputusan dievaluasi untuk mengetahui efektivitasnya dan menjadi dasar perbaikan di masa mendatang.

B. Model Pengambilan Keputusan

Terdapat beberapa model pengambilan keputusan yang biasa digunakan dalam organisasi pendidikan:

1.    Model Rasional (Rational Model)
Berdasarkan analisis logis dan sistematis terhadap data. Keputusan diambil setelah menimbang semua alternatif.

Contoh: Supervisor menggunakan data hasil supervisi kelas untuk menentukan pelatihan guru.

2.    Model Intuitif (Intuitive Model
Berdasarkan intuisi, pengalaman, dan penilaian pribadi tanpa analisis mendalam. Cocok digunakan saat waktu terbatas.

Contoh: Supervisor segera memutuskan strategi darurat ketika terjadi konflik mendadak di sekolah.

3.    Model Partisipatif (Participative Model)
Melibatkan banyak pihak (guru, staf, komite sekolah) dalam proses pengambilan keputusan.

Contoh: Penentuan jadwal supervisi melalui musyawarah bersama guru. 

4.    Model Inkremental (Incremental Model)
Keputusan diambil secara bertahap, melalui penyesuaian kecil yang berkelanjutan.

Contoh: Perubahan kurikulum dilakukan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan sekolah.

5.    Model Campuran (Mixed Scanning Model)
Kombinasi antara model rasional dan inkremental — supervisor menganalisis secara umum lalu memperbaiki detail secara bertahap.

C. Etika Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, aspek etika menjadi hal penting agar keputusan tidak hanya efektif, tetapi juga adil dan bermoral.

Prinsip Etika Pengambilan Keputusan:

1.                  Kejujuran (Integrity) – Keputusan harus diambil secara jujur berdasarkan data dan fakta.

2.                  Keadilan (Fairness) – Semua pihak harus diperlakukan setara tanpa diskriminasi.

3.                Tanggung Jawab (Accountability) – Supervisor bertanggung jawab atas konsekuensi            keputusan yang diambil. 

4.               Keterbukaan (Transparency) – Proses pengambilan keputusan harus terbuka dan dapat       dipertanggungjawabkan.

5.              Kepentingan Bersama (Common Good) – Keputusan harus diarahkan untuk                         kepentingan lembaga dan peserta didik, bukan kepentingan pribadi.

6.             Profesionalisme (Professional Ethics) – Keputusan harus sesuai dengan kode etik               profesi pendidikan.

          Etika menjadi penyeimbang antara rasionalitas dan nilai kemanusiaan agar keputusan            yang diambil tidak merugikan pihak lain. 

         D. Strategi Pengambilan Keputusan

Agar keputusan yang diambil efektif dan tepat sasaran, supervisor perlu menerapkan strategi tertentu, antara lain:

1.   Berbasis Data (Data-Based Decision Making)
     Mengandalkan hasil observasi, penilaian, dan data faktual sebagai dasar pengambilan       keputusan.

2.   Partisipatif dan Kolaboratif
     Melibatkan guru dan tenaga kependidikan agar keputusan yang diambil memiliki                 dukungan bersama (shared commitment).

3.   Konsultatif dan Reflektif
    Supervisor berdiskusi dan melakukan refleksi terhadap berbagai masukan sebelum            memutuskan langkah terbaik.

4.   Prioritas Masalah (Priority Setting)
    Menentukan tingkat urgensi masalah agar keputusan fokus pada hal yang paling                berdampak.

5.   Komunikatif
    Setelah keputusan diambil, supervisor menyosialisasikannya dengan jelas kepada            seluruh pihak yang terlibat agar pelaksanaannya efektif.

6.   Adaptif terhadap Perubahan
    Dalam era dinamis, supervisor harus siap meninjau ulang keputusan dan                            menyesuaikannya dengan situasi baru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar