A. Peran Supervisor sebagai
Pengambil Keputusan
A. Pengantar
Supervisor dalam konteks pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan kinerja guru. Salah satu peran penting yang dimiliki seorang supervisor adalah sebagai pengambil keputusan (decision maker). Keputusan yang diambil supervisor akan berpengaruh langsung terhadap efektivitas proses belajar mengajar, pengembangan profesional guru, serta pencapaian tujuan lembaga pendidikan.
B. Pengertian Supervisor
sebagai Pengambil Keputusan
Menurut Sergiovanni (1987),
supervisi pendidikan adalah proses membantu guru dan staf sekolah dalam
mengembangkan kemampuan profesionalnya agar pembelajaran lebih efektif. Dalam
menjalankan fungsi ini, supervisor perlu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan
data dan analisis terhadap situasi sekolah.
Sebagai pengambil keputusan, supervisor berperan dalam menentukan langkah, strategi, atau kebijakan yang relevan dengan peningkatan mutu pendidikan. Keputusan ini mencakup bidang akademik, manajerial, hingga pembinaan hubungan antarwarga sekolah.
C. Jenis Keputusan yang
Diambil oleh Supervisor
- Keputusan Teknis (Technical Decisions)
Meliputi keputusan yang berkaitan dengan metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang efektif.
Contoh: menentukan strategi supervisi kelas yang sesuai dengan karakteristik guru. - Keputusan Administratif (Administrative
Decisions)
Berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia, waktu, dan sarana prasarana pendidikan.
Contoh: menetapkan jadwal supervisi, pembagian tugas guru, atau alokasi pelatihan. - Keputusan Akademik (Instructional
Decisions)
Berkaitan langsung dengan peningkatan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Contoh: memutuskan bentuk evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. - Keputusan Relasional (Interpersonal
Decisions)
Menyangkut hubungan dan komunikasi antara supervisor, guru, dan tenaga kependidikan.
Contoh: mengambil keputusan dalam menyelesaikan konflik antar guru.
D. Prinsip dalam Pengambilan
Keputusan Supervisi
Seorang supervisor harus
berpegang pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang baik, antara lain:
- Berbasis Data (Data-Driven Decision)
– keputusan harus didasarkan pada hasil observasi, penilaian, dan bukti
empiris.
- Objektif dan Rasional
– tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau emosional.
- Partisipatif
– melibatkan guru dan staf sekolah dalam proses pengambilan keputusan
untuk menciptakan rasa memiliki.
- Keadilan dan Transparansi
– keputusan harus adil, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Kontekstual
– disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, dan budaya sekolah.
E. Peran Supervisor dalam
Proses Pengambilan Keputusan
- Sebagai Analis
– mengidentifikasi masalah dan menganalisis akar penyebabnya sebelum
membuat keputusan.
- Sebagai Konsultan
– memberikan pertimbangan profesional bagi guru dalam menyelesaikan
persoalan pembelajaran.
- Sebagai Fasilitator –
menyediakan dukungan dan sumber daya untuk pelaksanaan keputusan.
- Sebagai Evaluator
– menilai efektivitas keputusan yang telah diambil dan melakukan perbaikan
bila diperlukan.
- Sebagai Pemimpin
– memberikan arah dan inspirasi agar keputusan dapat dijalankan secara
konsisten oleh seluruh warga sekolah.
B. Proses, Model,Etika,
Stratehi Pengambilan Keputusan,
A.
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan adalah proses memilih satu di antara berbagai alternatif
tindakan yang tersedia untuk memecahkan suatu masalah. Menurut George R. Terry
(2003), pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku dari dua
atau lebih kemungkinan yang ada untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dalam
konteks supervisi pendidikan, proses pengambilan keputusan melibatkan
langkah-langkah sistematis agar keputusan yang diambil tepat, efektif, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Tahapan
Proses Pengambilan Keputusan:
1.Identifikasi
Masalah
Supervisor mengenali permasalahan atau kebutuhan yang memerlukan keputusan,
misalnya penurunan kualitas pembelajaran atau rendahnya motivasi guru.
2.Pengumpulan
Informasi dan Data
Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, atau laporan akademik untuk
memahami situasi secara menyeluruh.
3. Analisis
Alternatif
Supervisor merumuskan beberapa alternatif solusi beserta kelebihan dan
kekurangannya.
4. Pemilihan
Alternatif Terbaik
Alternatif dipilih berdasarkan pertimbangan rasional, efektivitas, dan
dampaknya terhadap tujuan lembaga.
5. Pelaksanaan
Keputusan
Keputusan dilaksanakan melalui koordinasi, pengarahan, dan dukungan sumber
daya.
6. Evaluasi
dan Umpan Balik
Hasil keputusan dievaluasi untuk mengetahui efektivitasnya dan menjadi dasar
perbaikan di masa mendatang.
B.
Model Pengambilan Keputusan
Terdapat
beberapa model pengambilan keputusan yang biasa digunakan dalam
organisasi pendidikan:
1. Model
Rasional (Rational Model)
Berdasarkan analisis logis dan sistematis terhadap data. Keputusan diambil
setelah menimbang semua alternatif.
Contoh: Supervisor menggunakan data hasil supervisi kelas untuk menentukan pelatihan guru.
2. Model
Intuitif (Intuitive Model
Berdasarkan intuisi, pengalaman, dan penilaian pribadi tanpa analisis mendalam.
Cocok digunakan saat waktu terbatas.
Contoh: Supervisor segera memutuskan strategi darurat ketika terjadi konflik mendadak di sekolah.
3. Model
Partisipatif (Participative Model)
Melibatkan banyak pihak (guru, staf, komite sekolah) dalam proses pengambilan
keputusan.
Contoh: Penentuan jadwal supervisi melalui musyawarah bersama guru.
4. Model
Inkremental (Incremental Model)
Keputusan diambil secara bertahap, melalui penyesuaian kecil yang
berkelanjutan.
Contoh: Perubahan kurikulum dilakukan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan sekolah.
5. Model
Campuran (Mixed Scanning Model)
Kombinasi antara model rasional dan inkremental — supervisor menganalisis
secara umum lalu memperbaiki detail secara bertahap.
C.
Etika Pengambilan Keputusan
Dalam
pengambilan keputusan, aspek etika menjadi hal penting agar keputusan
tidak hanya efektif, tetapi juga adil dan bermoral.
Prinsip
Etika Pengambilan Keputusan:
1. Kejujuran (Integrity) – Keputusan harus diambil secara jujur berdasarkan data dan fakta.
2. Keadilan (Fairness) – Semua pihak harus diperlakukan setara tanpa diskriminasi.
3. Tanggung Jawab (Accountability) – Supervisor bertanggung jawab atas konsekuensi keputusan yang diambil.
4. Keterbukaan
(Transparency) – Proses pengambilan keputusan harus terbuka
dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Kepentingan Bersama (Common Good) – Keputusan harus diarahkan untuk kepentingan lembaga dan peserta didik, bukan kepentingan pribadi.
6. Profesionalisme (Professional Ethics) – Keputusan harus sesuai dengan kode etik profesi pendidikan.
Etika menjadi penyeimbang antara rasionalitas dan nilai kemanusiaan agar keputusan yang diambil tidak merugikan pihak lain.
D. Strategi Pengambilan Keputusan
Agar
keputusan yang diambil efektif dan tepat sasaran, supervisor perlu menerapkan
strategi tertentu, antara lain:
1. Berbasis
Data (Data-Based Decision Making)
Mengandalkan hasil observasi, penilaian, dan data faktual sebagai dasar
pengambilan keputusan.
2. Partisipatif
dan Kolaboratif
Melibatkan guru dan tenaga kependidikan agar keputusan yang diambil memiliki dukungan bersama (shared commitment).
3. Konsultatif
dan Reflektif
Supervisor berdiskusi dan melakukan refleksi terhadap berbagai masukan sebelum memutuskan langkah terbaik.
4. Prioritas
Masalah (Priority Setting)
Menentukan tingkat urgensi masalah agar keputusan fokus pada hal yang paling berdampak.
5. Komunikatif
Setelah keputusan diambil, supervisor menyosialisasikannya dengan jelas kepada seluruh pihak yang terlibat agar pelaksanaannya efektif.
6. Adaptif
terhadap Perubahan
Dalam era dinamis, supervisor harus siap meninjau ulang keputusan dan menyesuaikannya dengan situasi baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar