http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/ta-074f-388e-fa04?ln maswin: Desember 2025

Selasa, 09 Desember 2025

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA DI INDONESIA



 Problematika pendidikan agama di Indonesia bersifat multidimensional, mencakup aspek internal dari sistem pengajaran itu sendiri maupun tantangan eksternal dari lingkungan sosial yang majemuk dan era globalisasi. Berikut adalah beberapa problematika utama tersebut:

1. Kualitas Tenaga Pendidik 

Salah satu masalah krusial adalah ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap di banyak institusi. Masih banyak guru agama yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya ("tak ada rotan akar pun jadi"). Selain itu, rendahnya kesejahteraan dan terbatasnya kesempatan pengembangan profesional menyebabkan demotivasi di kalangan pendidik, yang berdampak langsung pada kualitas pengajaran secara keseluruhan.

 
2. Kurikulum dan Metode Pengajaran
Sistem dan metode pengajaran sering kali kurang variatif dan inovatif. Problematika kurikulum
 meliputi: 
>   Padatnya mater
i namun minim nilai yang tersampaikan.
  • Dominasi aspek kognitif, sementara aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) kurang mendapat perhatian serius.
  • Paradigma dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, yang menyebabkan pendidikan agama terkesan terpisah dari realitas sosial dan perkembangan ilmu pengetahuan.
  • Kurangnya materi inklusif yang mengajarkan cara beragama dalam masyarakat majemuk Indonesia, sehingga guru menghadapi tantangan dalam mengelola keberagaman di kelas. 

3. Minat Belajar dan Karakter Peserta Didik

Tantangan juga datang dari siswa, seperti motivasi belajar yang rendah, kurangnya pemahaman terhadap materi yang diberikan, dan rendahnya kemampuan literasi (minat baca). Selain itu, pendidikan agama juga dihadapkan pada tantangan dekadensi moral di kalangan generasi muda.
4. Sarana dan Prasarana
Banyak lembaga pendidikan, terutama di daerah, masih menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan media pembelajaran yang memadai. Keterbatasan dana juga menjadi kendala dalam pengembangan kualitas pendidikan secara umum.
5. Tantangan Eksternal dan Isu Kontemporer
Pendidikan agama di Indonesia juga menghadapi tantangan dari luar, antara lain:
  • Globalisasi dan kemajuan IPTEK yang membawa arus informasi tanpa filter, menuntut adaptasi metode pengajaran.
  • Isu radikalisme dan Islamofobia, yang menuntut pendidikan agama berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama.
  • Kesenjangan sosial-ekonomi yang turut mempengaruhi akses dan kualitas pendidikan. 
  • Secara keseluruhan, problematika ini menunjukkan perlunya penanganan yang komprehensif, tidak hanya sepotong-sepotong, untuk mewujudkan pendidikan agama yang berkualitas dan relevan dengan konteks keindonesiaan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. A. (2015). Islam sebagai Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa, E. (2017). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tilaar, H. A. R. (2004). Multikulturalisme: Tantangan-Tantangan Global Masa Depan. Jakarta: Grasindo.
Kementerian Agama RI. (2019). Moderasi Beragama. Jakarta: Kemenag RI.

TEKNIK SUPER VISI PENDIDIKAN

 


Teknik supervisi pendidikan adalah cara-cara yang digunakan oleh supervisor untuk memberikan bantuan profesional kepada para personel sekolah (khususnya guru), dengan tujuan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pendidikan. Teknik-teknik ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sasarannya (individu atau kelompok) dan pendekatannya (langsung atau tidak langsung). 
Berikut adalah macam-macam teknik supervisi pendidikan:
1. Berdasarkan Sasarannya
  • Teknik Individual (Perorangan): Dilakukan secara tatap muka dengan satu guru untuk menyelesaikan masalah atau memberikan bimbingan spesifik. Contohnya:
    • Kunjungan Kelas: Supervisor mengamati langsung proses pembelajaran di kelas untuk mendapatkan data objektif.
    • Observasi Kelas: Pengamatan terencana dan teliti terhadap aktivitas guru dan siswa menggunakan instrumen tertentu.
    • Pertemuan Pribadi/Konferensi: Diskusi empat mata setelah observasi untuk memberikan umpan balik dan solusi masalah yang spesifik.
    • Saling Mengunjungi Kelas: Guru-guru saling mengunjungi kelas rekan kerjanya untuk berbagi pengalaman dan ide.
  • Teknik Kelompok (Group Techniques): Diterapkan kepada sekelompok guru yang menghadapi masalah atau kebutuhan yang sama. Contohnya:
    • Rapat Staf/Pertemuan Guru: Forum untuk mendiskusikan masalah umum, kebijakan baru, atau program sekolah.
    • Diskusi Kelompok: Membahas topik-topik tertentu yang relevan dengan peningkatan kualitas pengajaran.
    • Lokakarya (Workshop) dan Seminar: Kegiatan yang melibatkan pelatihan intensif atau penyampaian materi oleh ahli untuk meningkatkan keterampilan tertentu, seperti manajemen kelas atau metode pengajaran.
    • Pelatihan In-Service: Pelatihan berkelanjutan yang diadakan di tempat kerja. 
2. Berdasarkan Pendekatannya
  • Pendekatan Langsung (Direktif): Supervisor secara langsung memberikan arahan, petunjuk, atau solusi kepada guru. Supervisor lebih dominan dalam proses interaksi.
  • Pendekatan Tidak Langsung (Non-Direktif): Supervisor bertindak sebagai fasilitator yang mendorong guru untuk mengidentifikasi masalahnya sendiri dan menemukan solusinya, dengan lebih banyak mendengarkan dan bertanya.
  • Pendekatan Kolaboratif: Supervisor dan guru bekerja sama secara setara dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis data, dan merencanakan perbaikan. Ini adalah gabungan dari pendekatan langsung dan tidak langsung. 
Pendekatan Modern

a. Peer Supervision (Supervisi Teman Sejawat)
Guru saling melakukan pengamatan dan memberi masukan secara setara, sehingga tercipta suasana pembinaan yang lebih demokratis.

b. Coaching dan Mentoring
Pendekatan yang menekankan percakapan berfokus solusi untuk memberdayakan guru dalam menemukan strategi perbaikan pembelajaran.

c. Supervisi Berbasis Data
Menggunakan data hasil belajar siswa, kehadiran, dan perilaku sebagai dasar untuk mengambil keputusan peningkatan kualitas pembelajaran.

d. Supervisi Digital atau E-Supervision
Pemanfaatan teknologi, seperti video pembelajaran, platform daring, dan instrumen digital untuk menilai serta menganalisis praktik mengajar.


Glickman, C. D., Gordon, S. P., & Ross-Gordon, J. M. (2018). SuperVision and Instructional Leadership: A Developmental Approach. Pearson.
Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (2007). Supervision: A Redefinition. McGraw-Hill.
Purwanto, M. N. (2010). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2012). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bumi Aksara.