Merawat Tradisi untuk Membangun Peradaban Madani
Oleh: Hadi Winarno
Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, tradisi sering kali dipandang sebagai sesuatu yang kuno, tertinggal, bahkan tidak relevan dengan zaman. Padahal, tradisi adalah akar dari identitas dan moralitas suatu bangsa. Ia menyimpan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi bagi terbangunnya masyarakat madani—masyarakat yang beradab, berkeadilan, dan menghormati keberagaman.
Tradisi di Nusantara bukan hanya warisan kebiasaan, melainkan sistem nilai yang mengajarkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Dalam upacara adat, kesenian rakyat, maupun ritual keagamaan, terkandung pesan tentang gotong royong, kejujuran, kesopanan, dan tanggung jawab sosial. Nilai-nilai inilah yang membentuk watak manusia Indonesia: rendah hati, terbuka, dan menghormati sesama.
Masyarakat madani sejatinya lahir dari nilai-nilai yang telah lama hidup dalam budaya lokal. Prinsip musyawarah untuk mufakat, tolong-menolong dalam kesulitan, serta rasa persaudaraan yang kuat—semuanya adalah wujud nyata dari tradisi yang menghidupkan demokrasi dan solidaritas sosial. Ketika tradisi dirawat, nilai-nilai tersebut akan terus hidup dan menjadi landasan bagi pembangunan bangsa yang berkeadilan dan berkeadaban.
Namun, tantangan terbesar hari ini adalah bagaimana menjadikan tradisi tetap relevan di tengah dunia yang serba digital. Generasi muda harus diajak bukan hanya untuk mengenal, tetapi juga mencintai dan mengembangkan tradisi. Kesenian daerah dapat diangkat ke media sosial, bahasa dan sastra lokal bisa diajarkan melalui platform digital, sementara kearifan lokal perlu diintegrasikan ke dalam pendidikan karakter. Dengan cara ini, tradisi tidak lagi dipandang sebagai beban masa lalu, melainkan sebagai sumber inspirasi masa depan.
Merawat tradisi berarti menjaga akar agar pohon peradaban tidak tumbang. Tradisi adalah cermin kebijaksanaan leluhur yang memberi arah di tengah kebingungan modernitas. Ia menuntun manusia agar tidak kehilangan kemanusiaannya ketika teknologi semakin canggih. Dan melalui tradisi yang terpelihara, bangsa ini dapat menapaki jalan menuju peradaban madani—sebuah tatanan kehidupan yang damai, beradab, dan penuh kasih terhadap sesama.
Bekasi, 21 Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar