maswin
Rabu, 01 Oktober 2025
Hari Batik Nasional 2 Oktober 2025
Selasa, 30 September 2025
Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses sistematis yang dilakukan guru atau pendidik untuk merancang kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam perencanaan ini, guru menyusun tujuan, materi, metode, media, serta penilaian yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Intinya, perencanaan pembelajaran adalah peta jalan yang memandu proses belajar agar lebih terarah, terukur, dan bermakna.
2. Desain Perencanaan Pembelajaran
Desain perencanaan pembelajaran merupakan rangka atau model penyusunan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk dokumen seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) atau Silabus.
Komponen utama dalam desain perencanaan pembelajaran meliputi:
-
Tujuan pembelajaran → kompetensi yang harus dicapai siswa.
-
Analisis kebutuhan belajar → karakteristik peserta didik, gaya belajar, kesiapan.
-
Materi pembelajaran → isi atau topik yang akan dipelajari.
-
Strategi & metode → pendekatan (misalnya saintifik, problem based learning).
-
Media & sumber belajar → buku, video, lingkungan, teknologi.
-
Langkah kegiatan → kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
-
Penilaian & evaluasi → tes, portofolio, observasi, refleksi.
3. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi utama:
-
Sebagai pedoman → memberi arah dan acuan guru dalam mengajar.
-
Mengoptimalkan pembelajaran → agar kegiatan belajar lebih efektif, efisien, dan sesuai tujuan.
-
Mengantisipasi hambatan → guru bisa menyiapkan alternatif strategi jika ada kendala.
-
Menjamin keterpaduan → menyatukan tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi secara sistematis.
-
Mempermudah evaluasi → membantu menilai sejauh mana tujuan tercapai.
-
Meningkatkan profesionalitas guru → guru lebih siap, terukur, dan reflektif dalam mengajar.
Jadi, perencanaan pembelajaran bisa dipahami sebagai:
-
Pengertian: proses sistematis menyusun pembelajaran.
-
Desain: kerangka yang memuat tujuan, materi, metode, media, evaluasi.
-
Fungsi: pedoman, pengarah, pengendali, serta alat evaluasi pembelajaran.
KORUPSI
1. Pengertian Korupsi
Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan, jabatan, atau kepercayaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok dengan cara melanggar aturan hukum dan etika. Secara umum, korupsi identik dengan perbuatan tidak jujur, manipulatif, dan merugikan kepentingan publik atau negara.
Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi mencakup perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain/korporasi yang merugikan keuangan atau perekonomian negara.
2. Bentuk-Bentuk Korupsi
Beberapa bentuk korupsi yang umum terjadi, antara lain:
-
Suap (bribery) → pemberian atau penerimaan sesuatu (uang/barang/jasa) untuk memengaruhi keputusan.
-
Penggelapan (embezzlement) → penyalahgunaan aset/uang negara atau organisasi oleh pihak yang diberi kewenangan.
-
Nepotisme → mengutamakan keluarga atau kerabat dalam jabatan, proyek, atau kesempatan.
-
Penyalahgunaan wewenang (abuse of power) → menggunakan jabatan/kekuasaan untuk keuntungan pribadi.
-
Mark up / mark down → penggelembungan harga dalam proyek atau laporan keuangan.
-
Pemerasan (extortion) → memaksa orang lain memberi sesuatu dengan ancaman atau tekanan.
-
Gratifikasi ilegal → penerimaan hadiah yang berkaitan dengan jabatan, baik secara langsung maupun tidak.
-
Perdagangan pengaruh (trading in influence) → menggunakan kedekatan dengan pejabat untuk mendapatkan keuntungan.
3. Penyebab Korupsi
Korupsi muncul karena berbagai faktor, baik dari individu maupun sistem:
Faktor Individu (internal)
-
Keserakahan dan moralitas yang rendah.
-
Gaya hidup konsumtif dan hedonis.
-
Lemahnya integritas dan rasa tanggung jawab.
Faktor Lingkungan/Sistem (eksternal)
-
Lemahnya penegakan hukum.
-
Kurangnya transparansi dan akuntabilitas.
-
Gaji atau kesejahteraan pegawai yang rendah.
-
Budaya permisif (masyarakat menganggap korupsi hal biasa).
-
Adanya celah birokrasi yang berbelit sehingga membuka peluang suap.
Sasaran Supervisi Akademik (SP Akademik)
Supervisi Akademik pada
dasarnya bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas melalui
pembinaan profesional guru. Sasaran utamanya mencakup:
1. Peningkatan
Kompetensi Guru
Kompetensi
pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.
Guru lebih mampu merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
2. Perbaikan
Proses Pembelajaran
Menjadikan pembelajaran lebih
aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan berpusat pada peserta didik.
3. Peningkatan
Kualitas Hasil Belajar
Dengan
pembelajaran yang baik, capaian belajar siswa akan meningkat.
4. Pembinaan
Profesionalisme Berkelanjutan
Supervisi bukan hanya menilai,
tetapi juga membimbing agar guru terus berkembang sesuai tuntutan kurikulum dan
IPTEK.
Peran Supervisor Akademik
Supervisor akademik (biasanya
kepala sekolah, pengawas, atau dosen pembimbing) memiliki beberapa peran
penting, di antaranya:
1. Peran
sebagai Evaluator
Menilai pelaksanaan
pembelajaran guru berdasarkan standar yang berlaku.
2. Peran
sebagai Konsultan/Pembimbing
Memberi
saran, masukan, dan solusi atas kendala yang dihadapi guru dalam
proses
belajar-mengajar.
3. Peran
sebagai Motivator
Mendorong
dan menginspirasi guru untuk berinovasi, kreatif, dan percaya diri
dalam
mengajar.
4. Peran
sebagai Fasilitator
Menyediakan
sumber belajar, media, atau kesempatan pelatihan agar guru
dapat
meningkatkan kompetensinya.
5. Peran
sebagai Kolaborator
Mengajak
guru berdiskusi, berbagi pengalaman, dan bekerja sama dalam
merancang
strategi pembelajaran.
Jadi, sasaran SP Akademik
adalah meningkatkan mutu guru dan pembelajaran, sedangkan peran supervisor
adalah membimbing, mengevaluasi, dan memfasilitasi guru agar berkembang
profesional.
SUPERVISI PENDIDIKAN
1. Kedudukan Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan menempati posisi penting dalam sistem
pendidikan sebagai bagian dari manajemen pendidikan. Supervisi menjadi alat
untuk:
- Meningkatkan
kualitas pembelajaran.
- Membantu
guru dalam mengembangkan kompetensinya.
- Menjadi
jembatan antara kebijakan pendidikan dengan praktik di sekolah.
Kedudukannya bukan sebagai “pengawas” yang mencari kesalahan, melainkan sebagai mitra pembina untuk perbaikan proses belajar-mengajar.
2. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi supervisi pendidikan meliputi:
- Fungsi
pengembangan → meningkatkan kemampuan profesional
guru.
- Fungsi
pembinaan → membina hubungan kerja yang harmonis
antarpendidik.
- Fungsi
evaluasi → menilai keberhasilan proses
pembelajaran.
- Fungsi
motivasi → memberi dorongan agar guru lebih
semangat dan kreatif.
- Fungsi
koordinasi → menyinergikan kegiatan pendidikan agar
selaras dengan tujuan sekolah.
3. Prinsip Supervisi Pendidikan
Prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam supervisi antara
lain:
- Ilmiah
→ berdasarkan data yang objektif.
- Demokratis
→ menghargai pendapat dan kerja sama.
- Konstruktif
dan kreatif → memberi solusi, bukan sekadar kritik.
- Kontinu
→ dilakukan secara berkesinambungan.
- Kooperatif
→ melibatkan semua pihak dalam suasana saling percaya.
- Humanis → memperhatikan aspek psikologis guru dan peserta didik.
4. Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi dibagi menjadi dua:
- Teknik
Individual
- Kunjungan
kelas
- Percakapan
pribadi (individual conference)
- Observasi
kelas
- Supervisi
klinis
- Teknik
Kelompok
- Diskusi
kelompok
- Rapat
guru
- Workshop
atau pelatihan
- Lesson
study
- Demonstrasi pembelajaran
5. Proses Supervisi Pendidikan
Tahapan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan:
- Perencanaan
→ Menyusun tujuan, program, dan metode supervisi.
- Pelaksanaan
→ Melakukan observasi, kunjungan, atau pembinaan sesuai rencana.
- Evaluasi
→ Menganalisis data hasil supervisi, baik kelebihan maupun kekurangan.
- Tindak
Lanjut → Memberikan rekomendasi, bimbingan, atau
pelatihan lanjutan untuk peningkatan mutu pembelajaran.
Jumat, 26 September 2025
Marpala Gamabi : Harmoni Ilmu, Jiwa, dan Lingkungan
Mahasiswa sering digambarkan sebagai kelompok muda yang penuh semangat, idealisme, dan keberanian. Mereka bukan hanya menuntut ilmu di ruang-ruang kelas, tetapi juga mencari pengalaman hidup di luar bangku kuliah. Salah satu jalannya adalah melalui organisasi pecinta alam. Dari sanalah tumbuh pribadi yang tangguh, peduli, dan memiliki kesadaran mendalam tentang hubungan manusia dengan alam semesta.
Pecinta alam di kalangan mahasiswa bukan sekadar perkumpulan hobi mendaki gunung atau berkemah. Lebih dari itu, ia adalah sekolah kehidupan. Di sana, mahasiswa belajar arti persaudaraan, ketahanan fisik dan mental, serta tanggung jawab sosial. Setiap langkah di jalur pendakian, setiap malam yang dilalui di bawah bintang, dan setiap tetes keringat yang tercurah dalam kegiatan alam bebas, menjadi guru yang tak tertulis dalam kurikulum perkuliahan.
Alam memberikan pelajaran kejujuran dan kesederhanaan. Di puncak gunung, mahasiswa pecinta alam menyadari betapa kecilnya manusia di hadapan ciptaan Tuhan. Di dasar jurang, mereka belajar untuk selalu waspada. Saat menolong teman yang kelelahan, tumbuh nilai solidaritas yang tidak tergantikan. Semua itu menjadi bekal karakter yang menguatkan identitas mahasiswa sebagai agen perubahan.
Namun, menjadi pecinta alam bukan hanya soal petualangan. Ada tanggung jawab moral yang harus dipikul. Alam hari ini menghadapi ancaman: hutan gundul, pencemaran sungai, hilangnya satwa, dan krisis iklim yang kian nyata. Mahasiswa pecinta alam hadir membawa kesadaran kritis—menyuarakan perlunya pelestarian, menginisiasi aksi penghijauan, hingga terjun langsung menjadi relawan saat bencana melanda. Di situlah terjalin harmoni antara ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di kampus dan pengabdian nyata bagi lingkungan.
Marpala Gamabi, adalah simbol keseimbangan. Mereka menggabungkan intelektualitas dengan jiwa petualang, mengawinkan idealisme dengan kepedulian sosial, serta memadukan cinta tanah air dengan cinta alam semesta. Dari ruang diskusi hingga hutan belantara, dari kampus hingga tebing curam, mereka hadir sebagai wajah generasi muda yang tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk sesama manusia dan bumi tempat berpijak.
"Mencintai alam bukan hanya dengan mendaki gunung, tapi juga dengan
menjaga setiap pohon, sungai, dan makhluk hidup di dalamnya. Ingat, kalian
adalah penjaga masa depan, dan alam yang kita tinggali saat ini adalah pinjaman
dari anak cucu kita nanti." (Hadi Winarno, Pra Diklatsar, STIT Al Marhalah Al Ulya Bekasi, 27 Sepetember 2025)
Pra diklatsar di kampus STAI Al Marhalah Al Ulya Bekasi, Anggota Marpala Gamabi merasakan makna lebih dalam dari sekadar aktivitas fisik. Ada pesan moral yang selalu menyertai: menjaga alam berarti menjaga kehidupan.
Pada akhirnya, mahasiswa dan pecinta alam adalah cermin dari kesadaran hidup: belajar, berjuang, dan menjaga. Mereka bukan hanya pencari ilmu, tetapi juga penjaga alam. Dan selama semangat itu tetap hidup, akan selalu ada harapan bahwa bumi ini tetap lestari nilai kepedulian tidak akan terputus oleh zaman. di tangan generasi ppenerus.
Bekasi, 28 September 2025
Selasa, 23 September 2025
PPL STAI Al Marhalah Al-Ulya Berakhir: Jejak
yang Tak Terlupakan
Hari
demi hari berlalu, akhirnya Program Pengalaman Lapangan (PPL) STAI Al Marhalah
Al-Ulya resmi berakhir. Perjalanan yang dimulai dengan penuh semangat dan rasa
penasaran itu kini menorehkan jejak kenangan yang tak akan mudah dilupakan.
Selama
masa PPL, para mahasiswa bukan hanya belajar mengajar atau mengamati, tetapi
juga merasakan denyut kehidupan nyata di lapangan. Mereka berinteraksi dengan
guru, siswa, dan masyarakat; mencoba memahami dinamika kelas; serta menguji
kesabaran sekaligus ketangguhan diri. Setiap tantangan yang muncul menjadi guru
terbaik, mengajarkan bahwa dunia pendidikan membutuhkan lebih dari sekadar
teori—ia butuh keikhlasan, kedewasaan, dan rasa peduli.
Berakhirnya
PPL bukan berarti perjalanan usai. Justru, inilah awal dari langkah baru:
langkah menuju kedewasaan akademik dan pengabdian yang sesungguhnya. Pengalaman
yang didapat akan menjadi bekal berharga saat nanti mereka terjun sebagai
pendidik, pemimpin, atau penggerak masyarakat.
Hadi
Winarno selaku ketua III STAI Al Marhalah Al Ulya Bekasi yang menghadiri
penutupan PPL di SMPIT Ibnu Rusyd mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada
kepala sekolah, guru pembimbing serta seluruh dewan guru, yang telah mau
meluangkan waktu untuk membimbing mahasiswa STAI Al Marhalah Al Ulya Bekasi.
Hadi Winarno juga meminta maaf kepada kepala sekolah dan seluruh guru SMPIT
Ibnu Rusyd jika ada kesalahan atau kekurangan yang dilakukan oleh para
mahasiswa.
Ibu
Ana selaku kepala sekolah SMPIT Ibnu Rusyd dalam sambutannya mengatakan
terimakasih kepada pimpinan STAI Al Marhalah Al Ulya Bekasi yang telah mengirim
mahasiswanya untuk PPL disekolah yang dipimpinnya. Kehadiran mahasiswa PPL di
SMPIT Ibnu Rusyd sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah,
khususnya dibidang extra kurikuler dan beliau selaku kepala sekolah berharap
waktu pelaksanaan PPL agak lebih panjang
dan mengirim banyak mahasiswa.
Syarifuddin
yang di SMPIT Ibnu Rusyd dipanggil Ust. Udin selaku perwakilan mahasiswa PPL
mengatakan bahwa PPL ini merupakan pengalaman berharga bagi hidupnya, karena
bisa banyak belajar tentang ketrampilan komunikasi, baik saat mengajar siswa
atau dengan para dewan guru. Ust Udin juga berharap kepada Ibu Ana selaku
kepala sekolah untuk mengijinkan bisa datang lagi baik itu membantu kegiatan
sekolah atau untuk kegiatan mengambil data pelitian bahan skripsi.
Akhirnya kegiatan PPL ini ditutup dengan penandatanganan MOU antara STAI Al Marhalah Al Ulya Bekasi dengan SMPIT Ibnu Rusyd Bekasi.
Kini,
meski PPL sudah selesai, diharapkan mahasiswa tetap semangat untuk terus
belajar dan mengabdi. Sebab, jejak yang telah ditinggalkan di lapangan akan
selalu menjadi pengingat bahwa ilmu sejati adalah yang bermanfaat bagi sesama.